
Ilustrasi Hayam Wuruk
Mpu Prapanca, penggubah naskah Kakawin Nagarakretagama, menyampaikan pujian objektif terhadap Raja Majapahit. Sang pujangga yang juga pemuka agama Buddha itu memuji kepemimpinan Hayam Wuruk di Majapahit, termasuk penataan ibu kota negara.
Pupuh-pupuh Nagarakretagama terlihat mulai awal, di mana Prapanca juga menjumlahkan sifat Baginda Raja dengan kiasan kepada dewa-dewa, sebagaimana dalam Pupuh 1/1, 2. Sementara Pupuh 7/1, 2 menguraikan kehebatan Baginda dalam pemerintahan.
Prapanca mengisahkan bagaimana ia memuji kepandaian pemerintahan Baginda dalam bentuk kiasan sifat istimewa para dewa. Ia juga menuliskan kecakapan Raja Hayam Wuruk dalam memperbaiki segala yang rusak, sebagaimana tercantum dalam Pupuh 37/6.
Sejarawan Prof. Slamet Muljana, dalam bukunya Tafsir Sejarah Nagarakretagama, mengutarakan bahwa Prapanca mengharapkan kemurahan hati Baginda agar berkenan memperbaiki candi Buddha di sebelah selatan candi makam di Kagenengan, yang telah rusak dan tidak terpelihara. Candi rusak itu dikiaskan sebagai perempuan sakit merana, dilukiskan dalam tiga pupuh.
Pada bagian berikutnya yang ditujukan kepada Baginda, Prapanca menulis dalam Kakawin Nagarakretagama: